”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)

Sebelum membahas bagaimana tradisi tato pada masyarakat Kayaan Kami pertama kali membahas tentang penulisan nama suku Dayak di pulau Kalima...

Tradisi Tato pada masyarakat Dayak Kayaan

Sebelum membahas bagaimana tradisi tato pada masyarakat Kayaan
Kami pertama kali membahas tentang penulisan nama suku Dayak di pulau Kalimantan. Masyarakat umum sering menuliskan nama suku tersebut adalah "Kayan" padahal faktanya artikelnya salah, tulisan yang benar adalah "Kayaan" dengan menggunakan dua huruf "A". Dalam kekayaan sering menggunakan lebih dari satu huruf lafalan atau biasa disebut huruf lafalan yang diartikulasikan, misalnya Kumaan (makan), usaan (hujan), bulaan (bulan), dll. Sedangkan kata Kayan digunakan untuk menunjukkan informasi tempat seperti Kayan River Downstream dan Sungai Hulu Kayan. Menurut cerita para penatua Putussibau Kayaan di Sungai Mendalam, suku tersebut berasal dari Apo Kayaan di Kalimantan Timur, yang sekarang berbatasan dengan negara Malaysia. Dari darat Apo Kayaan kemudian menyebar ke Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia.

Tradisi
Suku Kayaan Dayak yang mendiami pulau Kalimantan ini terkenal dengan tradisi tato, yang dalam bahasa 'kekayaannya disebut Tedak. Tradisi tato tubuh sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu. Hal ini diperkuat oleh literatur lisan bergulir generasi ke generasi muda Dayak Kayaan. Setiap sub suku Dayak memiliki tato masing-masing dari makna kursus dan berbeda. Begitu pula suku Dayak Kayaan yang mendiami sungai Menadalam Kecamatan Putussibau, Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
Di kalangan orang Dayak 'Kayaan identik dengan tato wanita, tato temporer untuk pria bukan must-have karena ini bukan prioritas. Bagi orang Dayak Kayaan tidak hanya sebagai hiasan tato tubuh, tapi jiwa sekaligus cahaya bagi pemilik tato untuk sampai ke surga saat meninggal. Mengapa tato identik dengan wanita? Karena fungsi nilai untuk kecantikan itu diyakini mempercantik diri. Di suku Dayak Kayaan bagi wanita yang tidak memiliki tato, dianggap paling kejam didepan pria. Karena wanita yang tidak tato itu akan disebut layah (mulus tanpa tato) yang bahkan sudah tua tidak akan pernah menikah. Karena pria pamali wanita yang sudah menikah tidak memiliki tato di tubuhnya.
Di zaman kuno, kekayaan suku menato tubuh mereka dengan menggunakan kayu burr, namun karena masuknya kayu duri budaya modern digantikan dengan jarum jahit tangan. Bayangkan bahwa Anda adalah bagian dari suku Dayak Kayaan, bagaimana rasa sakit saat jarum menyentuh kulit Anda?

Saat tato mulai menghiasi tubuh wanita Dayak Kayaan
Bagi wanita remaja berusia 15 sampai 17 tahun, mereka harus ditato di kaki dan tangan. Sedangkan masa dewasa yang berumur 17 sampai 20 tahun itu harus ditato di paha. Mengapa harus ditato pada usia tertentu? Pada usia 15 sampai 17 tahun terkait kemampuan mereka mengerjakan pekerjaan rumah dan anyaman dan kerajinan lainnya. Sedangkan pada usia 17 sampai 20 Karena pada usia tersebut wanita di suku Dayak Kayaan dianggap sudah matang dan siap untuk menikah. Setelah wanita tersebut diijinkan tato orang tuanya mencari pasangan. Untuk meringankan rasa sakit sementara tato kadang tato tubuh yang akan menimpa orang tua atau teman sebaya agar bersorak terkadang lugaan (tato) akan mendirikan pohon duri untuk menakut-nakuti wanita yang akan berada di tatonya. Umumnya lugaan dari kalangan wanita, karena kebanyakan wanita yang bertato sangat langka lugaan kaunm suku Dayak Kayaan.
Setelah selesai maka pada tato bertato itu diolesi dengan uro 'tedak (tato rumput) yang sudah di nanti di paramkan haluskan (paste) pada tubuh yang ditato, setelah menyerap air dari daun kemudian pergi ke sungai untuk menyerap tato. kulit maroh (berkerut kulit dan putih). Hal ini dilakukan berkali-kali selama beberapa hari terakhir untuk mengelupas kulit, kulit akan mengelupas dan motif yang telah membuat tato akan terlihat.

0 coment�rios: